Langsung ke konten utama

Bad Genius (2017) Review



Siapa sangka dari kertas ujian yang biasa kita udah pernah lewatin semasa sekolah, bisa dikemas jadi tontonan yang menegangkan? Apalagi ditambah dengan menyontek saat ujian yang related sekali dengan anak-anak sekolah. Karena hampir semua siswa sekolah pasti pernah nyontek (ngaku hahaha). Film yang terinspirasi dari kisah nyata tentang berita kecurangan dalam ujian SAT ini mendapat apresiasi positif dari dunia internasional, terbukti dengan menjadi film Asia Tenggara pertama yang diputar di New York Asian Film Festival. Dan salah satu film yang bikin gue kepincut hanya dengan melihat trailernya. Bad Genius, sebuah film tentang menyontek dari sudut pandang yang membagikan contekan.

Bercerita tentang Lynn (Chutimon Chuengcharoensukying), seorang siswi SMA berekonomi pas-pasan yang sangat pintar dengan sederet prestasi yang ia raih bisa mendapat beasiswa dari sekolahnya. Lynn mempunyai teman bernama Grace (Eisaya Hosuwan), seorang siswi cantik yang tidak terlalu pintar, ia kemudian bercerita pada Lynn bahwa ia masih mendapatkan nilai jelek walaupun sudah ikut bimbingan belajar. Melihat hal itu Lynn sebagai temannya merasa kasihan dan berniat membantu Grace dengan memberikan jawaban saat ujian dan Grace pun mendapat nilai yang memuaskan. Kabar tentang si "genius" Lynn yang kerap memberikan jawaban saat ujian kepada Grace, sampai ke telinga Pat (Teeradon Supapunpinyo) pacar Grace. Pat kemudian menawarkan akan membayar jawaban yang ia dapat dari Lynn untuk semua mata pelajaran. Agar tidak dicurigai saat ujian, praktik "menyontek" Lynn ini diatur sedemikian rupa dengan berkedok les piano klasik. Sampai suatu hari kemudian, praktek kecurangan ini diketahui oleh saingan Lynn, Bank (Chanon Santinatornkul) yang juga siswa pintar di sekolah dan juga ketahuan oleh kepala sekolahnya. Sempat "tobat" untuk tidak melakukan kecurangan bagi-bagi jawaban, Lynn diminta Grace untuk membantu ia dan Pat melakukan kecurangan dalam ujian lagi. Bukan ujian tingkat sekolah, melainkan ujian STIC yang merupakan ujian kualifikasi untuk masuk perguruan tinggi di Amerika Serikat. Tidak sendiri, dalam melakukan kecurangan kali ini Lynn mengajak Bank untuk bergabung demi mendapatkan keuntungan yang berkali-kali lipat dari sebelumnya. Mampukah Lynn dan Bank melakukan "bagi-bagi jawaban" dengan berhasil kali ini? Tonton sendiri yaa hehehe.


Source : Google

Satu hal yang mau gua apresiasi pertama kali setelah nonton ini adalah scoringnya yang bagusss banget!! Deg-degan terasa sekali saat ujian berlangsung dimana detik-detik adegan menyontek terjadi. Apalagi ditambah sinematografi yang handal membuat jantung berdegup kencang. Gak seperti film-film GDH (iyaa filmnya diproduksi rumah produksi GDH yang langganan film laris Thailand) lainnya yang kebanyakan ada adegan romantis, di film ini sama sekali gak ada. Walau begitu, filmnya gak serius-serius amat humor yang terselip juga bagi gue masih pas namun ada beberapa juga yang lebay ala film Thailand.

Dari segi plot menurut gue gak membosankan, bahkan ada bagian cerita yang menurut gue itu endingnya eh ternyata bukan. Gak selalu menegangkan sepanjang film, tapi ketegangan dibangun perlahan puncaknya ya ada di adegan saat ujian berlangsung. Yang gue suka dari ceritanya adalah praktek kecurangan Lynn gak selalu mulus dan hubungan Lynn dengan ayahnya dimana satu sisi ia sayang dengan ayahnya tapi keadaan ekonomi mereka pas-pasan. Cast yang mumpuni juga menjadi daya tarik Bad Genius, mulai dari pemeran Lynn, Bank, Pat, dan Grace menurut gue cocok dan bagus-bagus aja. Tapi ada satu hal yang gue agak kurang suka akting Grace saat nangis gue gak bisa bedain dia lagi nangis apa lagi ketawa hahaha sekali lagi ini hanya opini gua ya.


Source : Google

Senang melihat perfilman Thailand yang udah semakin maju sekarang ini. Yang awalnya terkenal karena film horror lalu rom-comnya sekarang udah mulai dengan film thriller. Gue pun berpikir kapan ya film Indonesia kayak gini. Dari cerita yang sederhana bisa dikembangin dan dikemas jadi tontonan menarik dan produksinya gak asal-asalan. Karena menurut gue film-film Indonesia pun udah mulai bagus cuman gue belum menemukan film dengan cerita yang kuat. Anyway, Bad Genius it's a good movie. Film yang bikin deg-degan yang gak harus dengan adegan action atau bunuh-bunuhan.

My Rating 4,7/5

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Daytime Shooting Star (2017) Review

Source : Google Film romance paling-paling ceritanya gak jauh dari cinta segitiga, cowoknya ngasih bunga ke ceweknya, jalan-jalan romantis atau yang paling disuka ya dialog yang romantis! Jujur sih I'm not a fan of romance movie tapi kadang-kadang nonton juga sih. Apalagi film romance Indo yang kebanyakan dialognya superr cheesy jadi malu sendiri gue ngedengernya hahaha. Anyway, kali ini gue menemukan film Jepang judulnya Daytime Shooting Star yang pas gue nonton ternyata gak se-cheesy yang gue kira dan gue suka. Yes Daytime Shooting Star a.k.a Hirunaka no Ryuusei sebuah film romance yang romancenya masih bisa gue terima dan gak bikin geli hahaha. Film ini menceritakan seorang gadis desa (atau gadis ndeso lah dibilangnya disini haha), Suzume Yosano (Mei Nagano) yang baru aja pindah sekolah ke SMA di Tokyo karena bapaknya ditugasin kerjanya untuk pindah ke luar negeri (tapi gue lupa kemana negaranya hehe). Nah di Tokyo ini dia tinggal sama pamannya yang punya kafe dan ada tem

Beasts Clawing at Straws (2020) Review

  Satu hal yang gue suka dari film Korsel itu adalah trailer filmnya! Mereka bisa banget trailer yang mengundang buat ditonton. Kadang-kadang apa yang kita ekspektasikan pas nonton trailer itu jauh beda banget sama aslinya bisa jadi bagus banget bisa jadi juga flop. Ini yang gue alamin setelah nonton trailer “Beasts Clawing at Straws”, trailernya cukup menjanjikan dan misteriusnya juga dapet. Apalagi ada jajaran pemain yang sudah tidak asing buat gue seperti Jung Woo Sung dan Jeon Do Yeon makin membuat gue penasaran sama film ini. Bercerita tentang banyak tokoh yang kesulitan finansial dan saling memperebutkan sebuah tas besar berisi uang. Ceritanya saling berkesinambungan tapi tokoh-tokohnya ini tidak saling mengenal. Cerita dimulai dari Jong Man (Bae Sung Woo) seorang petugas kebersihan di sauna yang hidup miskin dengan mempunyai ibu yang sakit. Suatu hari ia mendapati sebuah tas besar berisi banyak uang di salah satu loker. Dengan kondisi keluarganya yang miskin, ia tergoda untuk